Pesantren dan Santri Pilar Pembangunan Menuju Indonesia Emas
<!-- x-tinymce/html -->Siaran Pers Nomor: B- 079 /SETMEN/HM.02.04/03/2025
Majalengka (25/03) – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi menegaskan pentingnya peran pesantren dan santri dalam pembangunan bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Dalam kunjungannya ke Pesantren Al-Mizan, Menteri PPPA menekankan bahwa pesantren bukan hanya pusat pendidikan agama, tetapi juga benteng moral yang berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang adil dan inklusif bagi perempuan dan anak.
“Pesantren memiliki peran strategis dalam membentuk karakter generasi muda, tidak hanya dalam aspek keagamaan tetapi juga dalam menanamkan nilai-nilai kemanusiaan, kepedulian sosial, serta penghormatan terhadap hak-hak perempuan dan anak. Kolaborasi antara pesantren, pemerintah, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mewujudkan lingkungan yang aman dan berkeadilan,” ujar Menteri PPPA.
Menteri PPPA juga menyampaikan bahwa Kemen PPPA telah menetapkan tiga program prioritas guna mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, yaitu Ruang Bersama Indonesia (RBI), Perluasan Call Center SAPA 129, dan Penguatan Satu Data Perempuan dan Anak Berbasis Desa. Program-program ini juga memberikan manfaat bagi pesantren dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan inklusif, memperkuat peran santri dalam advokasi sosial, serta meningkatkan akses perempuan dan anak terhadap layanan perlindungan yang lebih baik. Menteri PPPA juga memberikan apresiasi kepada pesantren al Mizan yang telah memiliki komitmen mewujudkan sebagai pesantren yang ramah anak.
Wakil Bupati Majalengka, Dena Muhammad Ramdhan menambahkan bahwa Majalengka dikenal sebagai kota santri dengan tradisi keilmuan Islam yang kuat. “Para alim ulama dan umara harus bersatu dalam membangun Majalengka yang lebih maju. Kami berkomitmen untuk melindungi perempuan dan anak serta memastikan setiap kebijakan yang diambil sejalan dengan prinsip keadilan sosial. Majalengka harus tetap menjadi kota religius yang mengutamakan pendidikan berbasis nilai-nilai keislaman,” ujar Wakil Bupati.
Anggota DPR Komisi VIII, Maman Imanul Haq turut menyampaikan pandangannya terkait peran pesantren dalam mewujudkan lingkungan pendidikan yang modern dan inklusif. “Pesantren ini merupakan pesantren modern, di mana orang tua diperbolehkan untuk mengunjungi anak-anak mereka dan mengecek kondisi kamar santri. Kami mendukung penuh upaya Kemen PPPA dalam pencegahan kekerasan, baik terhadap perempuan maupun anak, khususnya di lingkungan pesantren. Tidak boleh ada kekerasan terhadap perempuan dan anak atas nama apa pun dan kepada siapa pun” ungkap Maman.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap kiprah perempuan dalam berbagai bidang, acara ini juga diisi dengan penganugerahan kepada sembilan perempuan inspiratif yang telah memberikan kontribusi luar biasa dalam bidang pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan advokasi sosial. Mereka adalah:
- Hj. Ummi Kultsum – Penggerak UMKM
- Neng Wardah – Kepala Desa Wanajaya, Majalengka
- Umi Hj. Dedeh – Penggerak Pendidikan
- Hj. Iis Mamah Salamah – Ketua Muslimat NU Subang
- Hj. Minatul Maula – Ketua Muslimat NU Majalengka
- Nyai Hj. Upik Rofiqoh – Ketua Perempuan Bangsa
- AI Jusanti – Penggerak Media
- Siti Hajar – Penggerak Pendidikan Inklusif/Disabilitas
- Yoyoh Badriyah – Sekretaris Umum Fatayat NU Majalengka
Menteri PPPA berharap bahwa penghargaan ini dapat menjadi inspirasi bagi perempuan lain untuk terus berkontribusi dalam pembangunan bangsa. “Keberadaan perempuan yang kuat dan mandiri akan semakin memperkokoh fondasi bangsa menuju Indonesia Emas 2045,” tambah Menter PPPA.
Dengan pesantren sebagai mitra strategis dalam pembangunan karakter bangsa, Kemen PPPA optimis bahwa kolaborasi ini akan mempercepat pencapaian visi Indonesia yang lebih inklusif, berkeadilan, dan berdaya.
BIRO HUKUM DAN HUMAS
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
Telp.& Fax (021) 3448510
e-mail : humas@kemenpppa.go.id
website : www.kemenpppa.go.id