Wujudkan Indonesia Emas Menteri PPPA Dorong Pesantren Ambil Peran Ciptakan Ruang Bersama yang Inklusif
Nomor: B-23/SETMEN/HM.02.04/1/2025
Depok (28/1) – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi mendorong peran pesantren dan mahasantri untuk ikut serta dalam pembangunan bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Menteri PPPA berharap pesantren dapat menciptakan lingkungan yang positif bagi mahasantri agar dapat menciptakan peradaban yang tidak hanya kuat secara spiritual, namun juga memiliki pengetahuan berbasis ilmiah, dan menjunjung nilai inklusivitas dalam masyarakat yang heterogen.
“Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang telah lama menjadi pusat peradaban, memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakan ruang yang mengintegrasikan nilai-nilai kesetaraan gender, serta pemahaman yang mendalam tentang pentingnya hak asasi manusia. Pesantren harus mampu menjadi wadah yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga menanamkan nilai-nilai keadilan sosial, hak-hak perempuan, dan perlindungan anak dalam setiap aspek pendidikan yang diberikan,” kata Menteri PPPA dalam acara Seminar Nasional bertema “Peran Mahasantri dalam Peradaban Inklusif Ilmiah dan Spiritual” yang dilaksanakan di Universitas Islam Depok (25/1).
Menteri PPA menegaskan, di dalam pesantren, mahasantri tidak hanya dituntut untuk cerdas secara intelektual, tetapi juga harus memiliki empati dan kepekaan terhadap isu-isu sosial yang terjadi di sekitar mereka, terutama isu-isu yang berkaitan dengan perempuan dan anak.
“Untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang masih dihadapi perempuan dan anak, Kemen PPPA melaksanakan pengembangan program Ruang Bersama Indonesia (RBI). RBI adalah sebuah gerakan kolaboratif yang melibatkan pemerintah, lembaga masyarakat, dan masyarakat luas. Harapan kami, dengan keberadaan RBI, kita dapat menciptakan sistem yang dapat menyelesaikan isu-isu perempuan dan anak hingga tingkat akar rumput. Melalui Ruang Bersama Indonesia (RBI), pesantren bersama-sama dengan mahasantri dapat berperan strategis dalam menciptakan peradaban yang inklusif, ilmiah, dan spiritual,” jelas Menteri PPPA.
Menteri PPPA mengajak Kota Depok untuk dapat bersinergi dan berkolaborasi dalam memberikan perlindungan bagi anak dan pemberdayaan bagi perempuan melalui RBI.
Wakil Wali Kota Depok terpilih, Chandra Rahmansyah menyampaikan keseriusan pemerintah daerah dalam menangani masalah perempuan dan anak yang ada di Kota Depok. “Masih ada berbagai permasalahan di Kota Depok terkait perempuan dan anak, seperti pendidikan dan kekerasan. Semoga ke depannya Kota Depok masuk sebagai perhatian Kemen PPPA dalam mengembangan program prioritasnya untuk memajukan perempuan dan melindungi anak-anak. Harapannya, kita bisa berkolaborasi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” kata Chandra.
Chandra turut mendorong generasi muda khususnya mahasantri dapat menjadi penggerak perubahan, saling berkolaborasi, dan memadukan nilai-nilai keagamaan dengan kemajuan teknologi.
Ketua Yayasan Pesantren Al Karimiyah, Ahmad Damanhuri menyampaikan upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang memadukan kualitas intelektual dan spiritual agar dapat memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat, bangsa dan negara. “Melalui seminar nasional yang membahas peran mahasantri dalam menciptakan peradaban yang inklusif, ilmiah dan spiritual, diharapkan bisa menjadi ruang diskusi untuk memberikan solusi bagi permasalahan di masyarakat dan memberikan manfaat bagi lingkungan.”
BIRO HUKUM DAN HUMAS
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
Telp.& Fax (021) 3448510
e-mail : humas@kemenpppa.go.id
website : www.kemenpppa.go.id