INFORMASI PUBLIK

Digitalisasi Perempuan Pelaku UMKM, Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional di Masa Pandemi Covid19

Siaran Pers Nomor: B- 288 /SETMEN/HM.02.04/08/2021
 
Jakarta (14/08) – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga meresmikan dan membuka acara Kowani Fair Online 2021. Kegiatan ini bertujuan untuk membangkitkan para pelaku usaha khususnya perempuan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam mengembangkan dan memperluas pasar usahanya melalui akses digitalisasi guna mendukung pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19.
 
“Potensi perempuan dalam pembangunan nasional sudah tidak diragukan lagi. Selain jumlahnya menempati setengah dari populasi Indonesia, perempuan juga turut berpartisipasi dalam perekonomian bangsa, salah satunya melalui UMKM. Mengingat dari 64 juta total UMKM di Indonesia, lebih dari 60%nya dimiliki dan dikelola oleh perempuan. Perempuan juga menguasai 3 sektor usaha yang sangat diminati masyarakat yaitu fashion, kriya, dan kuliner,” ungkap Menteri Bintang dalam acara Kowani Fair Online 2021 yang mengangkat tema ‘Mendorong Digitalisasi UMKM untuk Pemulihan Ekonomi Nasional di Masa Pandemi.’
 
Menteri Bintang menambahkan perempuan merupakan garda terdepan dalam menghadapi krisis akibat pandemi Covid-19. Berbagai data menunjukkan bahwa mendorong partisipasi aktif perempuan di bidang ekonomi akan mampu menaikkan pendapatan negara secara signifikan. Kontribusi perempuan pada perekonomian keluarga, juga turut menjadi kekuatan pada proses pengambilan keputusan dalam rumah tangganya, termasuk berbagi peran dengan suami dalam mendidik dan mengasuh anak secara lebih adil.
 
Namun dalam mengembangkan usahanya, berbagai tantangan masih lebih banyak dihadapi para wirausahawan perempuan dibanding laki-laki, mulai dari tantangan pada akses permodalan, akses pengetahuan, akses pasar, hingga dukungan baik dari negara maupun masyarakat. Selain itu, masih banyak perempuan pelaku usaha yang mendapat diskriminasi saat ingin mengakses penggunaan teknologi dalam mengembangkan usahanya.
 
Berdasarkan data BPS pada 2019, persentase pengguna internet perempuan masih lebih rendah dari laki-laki, yaitu 46,87 persen dibandingkan 53,13 persen. Padahal, penggunaan internet adalah faktor yang sangat krusial untuk mempertahankan kelangsungan usaha di masa pandemi Covid-19 ini. Hal ini menunjukan belum adanya kesadaran pengarusutamaan gender yang terintegrasi dalam masyarakat.
 
Menteri Bintang menegaskan berbagai tantangan tersebut tentu tidak boleh menghambat upaya pemberdayaan ekonomi perempuan. Pemerintah khususnya Kemen PPPA terus mendorong berbagai program pembangunan agar UMKM perempuan tidak hanya dapat bertahan, tetapi juga terus berkembang. Hal ini diperkuat melalui arahan Presiden RI Joko Widodo yang menjadi salah satu isu prioritas Kemen PPPA pada 2020 – 2024 yaitu ”peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender”.
 
“Kemen PPPA sangat mendukung dan mengapresiasi terselenggaranya Kowani Fair Online 2021. Semoga kegiatan ini dapat terus disosialisasikan, dilanjutkan, dikembangkan, dan menginspirasi berbagai pihak untuk menginisiasi kegiatan serupa. Sehingga, pengetahuan masyarakat terhadap produk-produk berkualitas dari UMKM perempuan pun semakin berkembang, dan seluruh perempuan memiliki peluang untuk mendapatkan akses pengetahuan dan akses memasarkan produk ke pasar digital yang lebih luas. Mari bersama memastikan agar potensi UMKM perempuan dapat termaksimalkan,” pungkas Menteri Bintang.
 
Sementara itu, Ketua Umum Kowani, Giwo Rubianto menuturkan pandemi Covid-19 yang melanda sejak 2020 telah memberikan dampak signifikan dalam perekonomian khususnya bagi perempuan UMKM. Menurunnya daya beli publik karena mengurangi interaksi di luar ruangan untuk menekan pandemi membuat banyak konsumen beralih ke pasar digital. Padahal banyak UMKM yang berjualan dengan sistem offline, hal ini membuat banyak UMKM yang tidak dapat bertahan dan 72,6 persen pelaku UMKM terdampak pandemi.
 
“Dampak ini mendorong munculnya perubahan baru melalui transformasi digital dunia usaha dengan mengacu pada penggunaan teknologi dalam beroperasional dan melayani pelanggan. Hal ini tentunya tidak boleh menyurutkan semangat semua pihak, perlunya sinergi bersama dimana pemerintah sebagai leading sector terus membangun perekonomian nasional dan kesejahteraan bangsa yang dimulai dari kesejahteraan keluarga menuju Indonesia Maju,” terang Giwo.
 
Senada dengan Giwo, Ketua Umum Dharma Pertiwi Nanny Hadi mengungkapkan pandemi Covid telah memberi dampak luar biasa bagi para pelaku usaha termasuk UMKM. Kowani Fair Online 2021 diharapkan dapat membuat para pelaku usaha khususnya perempuan UMKM bangkit dan bertahan melewati masa sulit saat pandemi sehingga bisa bersaing di dalam maupun luar negeri.
 
“Tema digitalisasi yang diangkat dalam Kowani Fair Online 2021, sangatlah tepat mengingat dalam menghadapi situasi pandemi ini, transaksi melalui tatap muka dianggap kurang efektif. Untuk itu, pentingnya mendorong digitalisasi bagi perempuan pelaku UMKM dalam mengembangkan bisnisnya, mendukung ekonomi keluarga, hingga ekonomi nasional. Hal ini turut mendukung percepatan ekonomi digital melalui e-commerce dan UMKM guna mempercepat perbaikan struktur ekonomi digital yang mumpuni di Indonesia,” jelas Nanny.
 
Kowani Fair Online 2021 merupakan hasil kolaborasi antara Kowani dengan Dharma Pertiwi yang memberikan ruang dan akses bagi UMKM perempuan untuk mengembangkan usaha secara online. Kegiatan yang telah digelar 21 kalinya sejak berdiri pada 1999 ini, menghadirkan lebih dari 500 toko dengan 1.000 peserta UMKM perempuan melalui laman marketplace karya anak bangsa LADARA selama 30 hari ke depan.
 
 
 
 
BIRO HUKUM DAN HUMAS
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
Telp.& Fax (021) 3448510
e-mail : humas@kemenpppa.go.id
website : www.kemenpppa.go.id