KemenPPPA Jalin Kerja Sama dengan Pemerintah Korea Selatan, Berdayakan Perempuan melalui Pelatihan Vokasional
Siaran Pers Nomor: B- 600/SETMEN/HM.02.04/12/2022
Jakarta (06/12) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) bersama Pemerintah Korea Selatan melalui Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga (MOGEF) menjalin kerja sama untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkesetaraan gender melalui proyek pemberdayaan sosial ekonomi perempuan di Indonesia. Proyek Official Development Assistance (ODA) Project to Support Women's Empowerment yang diinisiasi sejak tahun 2020, pada tahun ketiganya, berhasil mencapai target yang ditetapkan dan memberikan dampak positif dalam mendukung pemberdayaan perempuan melalui pelatihan vokasional yang berkelanjutan di lokus proyek Provinsi Jawa Barat.
Deputi Bidang Kesetaraan Gender KemenPPPA, Lenny N Rosalin mengungkapkan, upaya pemberdayaan perempuan melalui ODA Project to Support Women’s Empowerment in Indonesia ini sejalan dengan hasil data dan indeks yang menggambarkan kondisi perempuan di Indonesia. Salah satu indikator yang digunakan dalam mengukur pembangunan ekonomi adalah melalui Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Berdasarkan data yang dikutip dari Kementerian Ketenagakerjaan tahun 2021, masih ada kesenjangan gender yang cukup tinggi antara tingkat partisipasi perempuan di dunia kerja yang berkisar 54 persen, sementara laki-laki mencapai sekitar 82 persen. Artinya masih ada gender gap yang hampir mencapai 30 persen.
“Melalui ODA Project, telah banyak praktik baik dan capaian yang berhasil kita laksanakan di tahun ketiga ini. KemenPPPA dibantu dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat berhasil memenuhi target sesuai rencana, di antaranya; meningkatkan keterampilan bekerja dan wirausaha perempuan; mengimplementasi pilot program untuk membentuk sistem penghubung dengan lapangan kerja serta wirausaha; dan meningkatkan kapasitas pemangku kepentingan terkait kebijakan berperspektif gender,” tutur Lenny.
Lenny mengungkapkan, melalui kerja sama bilateral proyek pemberdayaan perempuan ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih positif pada pembangunan perempuan pada bidang ekonomi utamanya di wilayah Jawa Barat. Melalui pendidikan vokasi bagi perempuan, diharapkan dapat memberikan manfaat pada pengembangan potensi perempuan, meningkatkan posisi tawarnya di pasar kerja dan menguatkan keterampilan teknis untuk terjun ke dunia wirausaha.
“Capaian yang telah kita laksanakan pada tahun ini tidak akan berhenti sampai di sini. Dengan kurikulum, pelatihan vokasional, pendidikan kewirausahaan, pelatihan pengarusutamaan gender dan kegiatan-kegiatan lain yang telah kita kembangkan, diharapkan bisa diikuti oleh provinsi lain agar lebih banyak perempuan yang menikmati manfaatnya. Sehingga, bisa terwujud multiplier effect (efek pengganda) ke berbagai sektor seperti menyukseskan pendidikan wajib belajar anak 12 tahun, menangani masalah gizi buruk atau stunting, mencegah perkawinan anak, mengentaskan kekerasan terhadap perempuan dan anak dan mencegah pekerja anak,” tutur Lenny.
Adapun keberhasilan yang dicapai oleh ODA Project tahun ini diungkapkan oleh Chairperson of Asia Women Bridge DoRunDoRun, Myoung-Sun Lee yakni terlaksananya pelatihan tatap muka yang lebih masif dan penambahan kurikulum pelatihan kejuruan seperti pada bidang pertanian, kewirausahaan dan kesetaraan gender.
Myoung-Sun Lee menambahkan, telah dilakukan modifikasi pada aplikasi pelatihan sehingga bisa diakses oleh peserta pelatihan dimanapun dan kapanpun. Lebih lanjut, untuk mempersiapkan peserta pelatihan masuk ke dunia kerja dan wirausaha, narasumber dari berbagai bidang kejuruan juga telah dilibatkan.
Director of International Cooperation, MOGEF Korea Selatan, Hoe-Jin Jeong menyampaikan apresiasi terhadap pemerintah Indonesia yang telah mendorong pemberdayaan perempuan khususnya bagi perempuan yang berasal dari kelas ekonomi menengah ke bawah. Diharapkan, monitoring dan evaluasi atas kinerja yang telah dilakukan di tahun 2022 mampu menjadi acuan untuk menciptakan model pelatihan yang memberikan hasil lebih baik.
“Berdasarkan capaian yang telah disampaikan, saya rasa kita perlu mengembangkan pendidikan terkait dengan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK), contohnya dengan membangun jaringan melalui pasar online dan merespon perubahan pasar tenaga kerja yang berpusat di ranah digital. Hal itu bertujuan agar pada lulusan pelatihan ini bisa secara aktif terhubung dengan dunia usaha maupun dunia ketenagakerjaan pada era digital,” jelas Hoe-Jin Jeong.
Merespon hal tersebut, Lenny menegaskan upaya-upaya pembaruan yang akan dilaksanakan dalam penyusunan rencana pengembangan ODA Project di tahun 2023. Upaya tersebut di antaranya dengan memberikan pelatihan digital yang lebih komprehensif dan terarah sesuai kapasitas, membangun jejaring dengan dunia usaha untuk meningkatkan kesempatan kerja perempuan, dan menyusun pelatihan yang berkelanjutan melalui perluasan area pelatihan sehingga bisa diadopsi di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat hingga diadopsi ke provinsi lain.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat, I Gusti Agung Kim Fajar Wiyati Oka menjabarkan upaya kolaborasi yang telah dilaksanakan dengan pemerintah daerah, institusi pendidikan dan dunia usaha untuk mengembangkan pelatihan pemberdayaan perempuan di Jawa Barat.
“Kami berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan setempat untuk memberikan pelatihan pada 27 SMK di Jawa Barat bagi 20 orang peserta dari masing-masing kabupaten/kota, dan juga berkolaborasi dengan Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). Selain itu, kami bekerjasama dengan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, dan melalui dunia usaha kami bersinergi dengan Unilever. Jika ditambahkan dengan 135 orang peserta perempuan yang dilatih melalui dana hibah MOGEF Korea Selatan, maka total ada lebih dari 1130 perempuan yang sudah kami berdayakan melalui pelatihan serupa,” ungkap Kim.
Adapun jenis pelatihan vokasional yang tersedia, di antaranya: kursus memasak; kursus kecantikan; kursus menjahit; pelatihan e-commerce; dan, pelatihan TI (teknologi informasi).
BIRO HUKUM DAN HUMAS
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
Telp.& Fax (021) 3448510
e-mail : humas@kemenpppa.go.id
website : www.kemenpppa.go.id