Menteri PPPA Kemandirian Perempuan Dayak Harus Dipertahankan
Siaran Pers Nomor: B-369 /SETMEN/HM.02.04/09/2023
Kapuas (23/09) – Perempuan Dayak di Indonesia diperkirakan mencapai 6 juta jiwa dan rata-rata masih memegang akar tradisi yang kuat. Sama seperti kelompok perempuan yang lain, perempuan Dayak memiliki potensi kekuatan yang besar untuk bisa berdaya dan mandiri jika diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri.
Bertempat di Rumah Betang Manggatas Utus di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, para pengurus Lembaga Perempuan Dayak Nasional (LPDN) dari Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan, Kota Palangkaraya, Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Katingan mengikuti sosialisasi Kesetaraan dan Keadilan Gender yang dihadiri langsung oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga. Menteri PPPA menyatakan strategi Pengarusutamaan Gender (PUG) untuk Kesetaraan dan Keadilan Gender harus terus disosialisasikan agar perempuan mendapatkan pengetahuan tentang potensi diri, kesempatan bekerja, posisi pengambilan keputusan serta peluang untuk berusaha.
“Perempuan Dayak memiliki daya juang yang tinggi dan menghormati budaya lokal tempat mereka berpijak. Enam juta perempuan itu jumlah yang besar dengan potensi diri luar biasa dan harus mendapatkan pendampingan. Perempuan bukan sosok yang lemah. Kekuatan perempuan itu nyata jika sesama perempuan saling mendukung dan saling memotivasi untuk maju bersama. Memang harus diakui, budaya patriarkhi masih menjadi penghalang utama dan harus kita upayakan untuk diminimalisir. Saat ini, sudah banyak perempuan berkiprah, mandiri secara ekonomi dan terlibat dalam pembangunan. Kemandirian perempuan Dayak harus terus dipertahankan,” tegas Menteri PPPA di Kapuas, Jum’at (22/09).
LPDN menurut Menteri PPPA diharapkan dapat menjadi mitra strategis Kemen PPPA untuk bisa bersama-sama menyelesaikan isu perempuan dan anak dan membawa perempuan Dayak berdaya secara ekonomi.
“Jika perempuan berdaya secara ekonomi dan memilki pengetahuan kesetaraan gender, maka mereka akan punya posisi tawar, baik di dalam keluarga ataupun di masyarakat. Secara tidak langsung mereka memiliki peluang untuk tidak menjadi korban kekerasan, tidak mudah terjerumus menjadi korban eksploitasi dan mencegah terjadinya perkawinan anak. Kewirausahaan berperspektif gender ini adalah hulu dari semua persoalan perempuan dan anak. Kami tunggu kerja nyata dari LPDN,” ucap Menteri PPPA.
Ketua Umum LPDN, Nyelong Inga Simon menyatakan LPDN adalah wadah yang sejalan dengan filosofi Rumah Betang, sebuah rumah besar yang menyatukan kekuatan bersama keluarga Dayak untuk bahu membahu membangun kehidupan bersama. Dalam Rumah Betang menurut Nyelong tercipta solidaritas, rasa senasib dan sepenanggungan, berat sama dipikul ringan sama dijinjing, duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Laki dan perempuan, suami dan istri, punya peran masing-masing yang saling menghormati dan saling mendukung demi menjamin kelangsungan hidup
BIRO HUKUM DAN HUMAS
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
Telp.& Fax (021) 3448510
e-mail : humas@kemenpppa.go.id
website : www.kemenpppa.go.id