Pekan Menyusui seDunia 2021, Kemen PPPA Ajak Seluruh Pihak Dukung Ibu Menyusui ASI Ekslusif
Siaran Pers Nomor: B-274/SETMEN/HM.02.04/08/2021
Jakarta (5/08) – Dalam rangka Pekan Menyusui seDunia 2021 (PMD) yang bertajuk “Protect Breastfeeding: A Shared Responsibility” atau ““Perlindungan Menyusui: Tanggung Jawab Bersama”, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menyelenggarakan talkshow “Pemberian Asi Langkah Strategis Untuk Melindungi dan Menyehatkan Ibu dan Anak”.
Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kemen PPPA, Agustina Erni mengatakan Pekan Menyusui seDunia 2021 yang hadir ditengah pandemi, merupakan momen yang sangat penting dalam meningkatkan kesadaran dan menggalang aksi masyarakat khusunya ayah dan ibu untuk meningkatkan kesadaran tentang manfaat pemenuhan gizi bagi anak khususnya melalui pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan anak.
Erni menuturkan perbaikan gizi pada masa 1000 hari pertama kehidupan, menjadi sangat penting bagi tumbuh dan perkembangan bayi untuk mencegah anak stunting, dan untuk memperoleh perkembangan kecerdasan yang optimal.
“Pemberian ASI yang tepat memiliki korelasi yang sangat kuat dengan upaya pencegahan stunting, sehingga bayi yang mendapat ASI secara benar memiliki potensi 4,8 kali tidak akan mengalami stunting dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI secara baik. Kesuksesan pemberian ASI eksklusif tidak hanya ditentukan oleh ibu sendiri namun juga lingkungan sekitarnya, dukungan dari suami, keluarga, dan lingkungan kerja menjadi mutlak diperlukan agar Ibu tetap bisa menyusui dengan nyaman dan bayinya mendapatkan haknya secara penuh untuk memperoleh ASI karena keberhasilan pemberian ASI eksklusif akan mempengaruhi kualitas hidup anak serta mendukung tercapainya tujuan SDM unggul yang berdaya saing tinggi,” ujar Erni.
Erni menambahkan selama pandemi Covid-19, menjadi penting untuk menemukan solusi bagaimana memastikan bahwa akses ke layanan tidak terganggu dan ibu mendapatkan konseling yang diperlukan.
“Dukungan lain yang diperlukan oleh Ibu adalah konselor menyusui yang terampil agar dapat memberikan edukasi yang baik kepada Ibu dan keluarganya tentang proses menyusui. Konseling menyusui dapat membantu ibu dalam membangun kepercayaan dirinya dalam mengatasi tantangan dan mencegah praktik pemberian makan yang dapat mengganggu kesehatan bayi. Selain itu, dukungan Program ASI Eksklusif juga bisa diberikan melalui Sinergi seluruh elemen mulai dari Kementerian/lembaga, dunia usaha, media, dan masyarakat bisa dilakukan melalui penyediaan fasilitas khusus untuk menyusui dan/atau memerah ASI; pemberian kesempatan kepada Ibu yang bekerja untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayi atau memerah ASI selama waktu kerja ditempat kerja dsb,” tambah Erni.
Bicara mengenai pemenuhan gizi pada bayi melalui pemberian ASI Ekslusif, Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, DR. Dhian Dipo mengatakan manfaat dari ASI sangatlah banyak, tidak hanya bagi bayi dan ibu tapi juga bagi keluarga, lingkungan sekitar, dan negara.
“Menyusui adalah tanggungjawab bersama bukan hanya ibu saja, negara dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 arah kebijakan bidang kesehatan salah satunya memberikan perlindungan bagi ibu menyusui. Hal ini sejalan dengan tujuan percepatan perbaikan gizi masyarakat dan peningkatan kesehatan ibu dan anak,” ujar DR. Dhian.
DR. Dhian berharap informasi tentang manfaat dari ASI dan bagaimana mengASIhi yang baik dan benar dapat tersampaikan, diteruskan, dan disebarluaskan kepada masyarakat yang lebih banyak lagi salah satunya melalui momentum webinar dalam rangka Pekan Menyusui seDunia 2021 ini.
“Meskipun menyusui adalah sebuah proses yang alami, namun dalam pelaksanaannya tidak selalu mudah. Masih ada tantangan dan hambatan yang dihadapi, salah satunya banyak Ibu yang mengeluh ASI nya tidak keluar sehingga harus berhenti memberikan ASI, kondisi Ibu yang bekerja dan karena kesibukannya akhirnya berhenti memberikan ASI. Seharusnya hal-hal tersebut tidak menjadi halangan bagi Ibu untuk terus menyusui. Oleh karena itu, dukungan berbagai pihak kepada ibu sedari hamil, melahirkan sampai menyusui menjadi penting dalam keberhasilan pemenuhan gizi melalui ASI. Selain dari ayah dan keluarga, optimalisasi implementasi kebijakan pemerintah di tempat kerja, penguatan fasilitas layanan kesehatan dan kapasitas tenaga kesehatan dalam pemberian ASI dan pengetahuan ibu dan keluarga juga menjadi penting dilakukan. Dengan dukungan tersebut diharapkan Ibu dapat menyusui dengan nyaman dan gizi bayi dapat terpenuhi,” tambah DR. Dhian.
Hadir pula Dokter Konselor Laktasi, dr. Ameetha Drupadi dan Breastfeeding Conselor & ASI Influencer, Citra Ayu Mustika yang berbagai pengalaman terkait konseling laktasi dari curhatan para ibu yang tengah mengASIhi.
BIRO HUKUM DAN HUMAS
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
Telp.& Fax (021) 3448510
e-mail : humas@kemenpppa.go.id
website : www.kemenpppa.go.id