Wamen PPPA Dorong Platform Media Sosial Ciptakan Ruang Aman Bagi Perempuan dan Anak
Siaran Pers Nomor: B- 350/SETMEN/HM.02.04/11/2024
Jakarta (15/11) – Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan mengungkapkan tingginya pengguna media sosial aktif di Indonesia, salah satunya pada platform TikTok merupakan potensi besar dalam menyebarluaskan konten positif yang dapat meningkatkan kesadaran dan membuka ruang aman bagi kalangan muda untuk memahami pentingnya menjaga kesehatan mental mereka. Hal ini disampaikan Wakil Menteri PPPA saat menghadiri peluncuran Program Kesehatan Mental TikTok bersama World Health Organization(WHO) Indonesia, di Kota Tua, Jakarta.
“Dalam upaya pencegahan dan layanan kesehatan mental, penting bagi kita menyediakan dukungan layanan kesehatan mental yang mudah diakses, mengingat peran penting lingkungan yang dapat memberi dukungan, baik emosional maupun bantuan nyata, termasuk dukungan tenaga ahli/profesional jika dibutuhkan. Hal ini merupakan upaya konkret dalam mendorong kesejahteraan masyarakat, khususnya perempuan dan anak. Oleh karena itu, kolaborasi antara Kementerian/Lembaga, Lembaga Swadaya Masyarakat, TikTok, WHO, dan semua pemangku kepentingan, serta TikTok kreator sangat penting dalam membangun lingkungan ruang digital yang positif dan mendukung kreativitas. Jika ada upaya pencegahan dan pengendalian yang baik, maka masalah kesehatan mental tidak akan sulit diatasi,” ujar Wamen PPPA.
Wamen PPPA mengatakan suatu kebanggaan bagi jajaran Kemen PPPA untuk dapat hadir pada acara ini. “Apresiasi kami sampaikan kepada TikTok Indonesia yang berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda. Wamen PPPA menambahkan kesehatan mental bukan hanya merupakan persoalan individu, tetapi juga menjadi isu yang menyangkut masyarakat luas, terutama dalam konteks era digital yang semakin memengaruhi cara dan gaya hidup, berinteraksi, dan bahkan memandang diri kita sendiri.
Wamen PPPA mengatakan penggunaan media digital semakin meningkat, khususnya di kalangan remaja. Kemampuan pemanfaatan media digital secara bijak memiliki peran penting dalam pengelolaan kesehatan mental remaja. Namun yang juga tidak kalah pentingnya adalah saling mendukung antara individu, keluarga, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental yang baik. Hal ini menjadi prioritas utama dalam menciptakan sumber daya manusia yang unggul.
“Penguatan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu fokus utama pemerintah saat ini. Penguatan pembangunan SDM juga menjadi salah satu Asta Cita yang menjadi prioritas Presiden Prabowo, dimana pengembangan SDM merupakan bagian dari proses dan tujuan dalam pembangunan nasional Indonesia. Oleh karenanya, perlu dipastikan bahwa SDM Indonesia adalah SDM yang sehat, baik secara fisik, mental, dan spiritual. Kesehatan mental memiliki dampak yang cukup besar terhadap kesejahteraan, termasuk bagi perempuan dan anak muda di Indonesia sehingga perhatian dan berbagai upaya harus dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut,” ungkap Wamen PPPA.
Sementara itu, Direktur Komunikasi TikTok Indonesia, Anggini Setiawan mengungkapkan berbagi perjalanan tentang kesejahteraan diri secara terbuka, sekaligus mengakses sumber daya yang terpercaya merupakan bagian dari komitmen TikTok dalam membangun komunitas yang suportif. Untuk mewujudkan komitmen ini, TikTok bersama WHO Indonesia, didukung Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Republik Indonesia memperkenalkan Program Kesehatan Mental bersama WHO Indonesia. Ini merupakan sebuah program yang berupaya untuk meningkatkan kesadaran dan literasi kesehatan mental di Indonesia mulai November 2024 hingga April 2025. Program ini merupakan kelanjutan dari kemitraan TikTok bersama WHO yang diumumkan pada September lalu, yang meliputi pembuatan konten yang andal dan melawan misinformasi oleh jaringan Fides, sebuah komunitas yang terdiri dari berbagai profesional kesehatan dan kreator terpercaya dengan latar belakang yang beragam.
“Program Kesehatan Mental TikTok bersama WHO di Indonesia yang meliputi pembuatan konten dari para kreator lokal di jaringan Fides untuk menerjemahkan penelitian ilmiah yang kompleks menjadi konten video yang mudah dimengerti dari berbagai macam topik di bidang kesehatan. Hal ini akan memungkinkan komunitas di Indonesia untuk mendapatkan akses dan saran yang dibutuhkan terkait kesehatan mental. Kreator bidang kesehatan di jaringan ini, antara lain Farhan Zubaedi, Jiemi Ardian, Nago Tejena, dan sejumlah kreator lainnya yang juga berprofesi sebagai tenaga kesehatan. Sekelompok kreator inspiratif yang dilatih untuk menyajikan konten berbasis bukti sesuai konteks budaya Indonesia atau disebut Mindful Makers dan organisasi nirlaba seperti Into The Light Indonesia, yang fokus pada kesehatan mental generasi muda,” ujar Anggini.
Deputi Perwakilan WHO untuk Indonesia, Dr. Momoe Takeuchi menegaskan pentingnya peluncuran program ini untuk menciptakan ruang digital yang aman dan terpercaya terkait kesehatan mental memerlukan kerja sama berbagai pihak.
“Melalui kolaborasi dengan TikTok, kami akan memanfaatkan jaringan Fides WHO untuk menyebarkan informasi kesehatan mental yang kredibel dan memberikan dukungan tepat. Dengan jangkauan komunitas TikTokyang luas, konten para kreator ini pun dapat dinikmati oleh banyak pengguna segala usia, di mana pun dan kapan pun. Kami berharap program ini akan mendorong generasi muda merasa lebih nyaman dalam berdiskusi dan mencari dukungan terkait kesehatan mental, serta secara tidak langsung turut mendorong terciptanya masa depan yang lebih sehat,” ujar Dr. Momoe Takeuchi.
BIRO HUKUM DAN HUMAS
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
Telp.& Fax (021) 3448510
e-mail : humas@kemenpppa.go.id
website : www.kemenpppa.go.id