Menteri PPPA Dorong Sinergi Organisasi Perempuan Indonesia
Siaran Pers Nomor: B- 118/SETMEN/HM.02.04/5/2025
Jakarta (6/5) – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, mendorong organisasi perempuan untuk bersinergi secara aktif dengan pemerintah dalam mewujudkan upaya pemberdayaan perempuan secara menyeluruh dan sistemik di berbagai sektor. Dalam acara Musyawarah Nasional Majelis Alumni Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) bertema Peran Perempuan dalam Mengawal Indonesia Sustainable Development Goals, Menteri PPPA menekankan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan organisasi keagamaan perempuan sangat krusial untuk memastikan kesetaraan gender terwujud secara konkret di berbagai sektor kehidupan, mulai dari keluarga hingga kebijakan publik.
“Sudah saatnya kita memastikan bahwa perempuan memiliki ruang yang setara untuk berkontribusi, berkembang, dan mengambil peran strategis dalam seluruh proses pembangunan. Perempuan terbukti memiliki kapasitas, kepemimpinan, dan ketangguhan dalam menghadapi berbagai tantangan, baik di lingkup keluarga, komunitas, hingga pengambilan kebijakan publik. Dalam konteks ini, peran Majelis Alumni IPPNU sangat strategis sebagai wadah yang tidak hanya merawat semangat kaderisasi, tetapi juga mendorong perempuan-perempuan muda untuk terus bergerak, belajar, dan mengambil peran nyata dalam pembangunan bangsa,” kata Menteri PPPA di Jakarta (5/5).
Menteri PPPA juga menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah dan organisasi keagamaan perempuan dalam menyosialisasikan isu-isu pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak hingga ke unit terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga. Menurutnya, kolaborasi penting untuk memastikan setiap perempuan, terutama di daerah, memiliki akses terhadap berbagai informasi dan layanan perlindungan yang memadai.
“Mari kita jalin sinergi antara Kemen PPPA dan IPPNU dalam memberdayakan perempuan dan melindungi anak-anak Indonesia. Kolaborasi ini bisa dijalankan melalui program-program prioritas Kementerian PPPA, seperti Ruang Bersama Indonesia (RBI) yang menyasar masyarakat di tingkat pemerintahan terkecil yakni melalui desa. Melalui program ini, para penggerak di tingkat masyarakat, termasuk kader-kader IPPNU, dapat berpartisipasi. Selain itu, para kader juga dapat ikut serta dalam mensosialisasikan layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129 yang memungkinkan perempuan dan anak untuk melaporkan kekerasan yang mereka alami atau saksikan, sehingga mereka dapat diberikan pendampingan dan pemulihan atas trauma yang dialami,” jelas Menteri PPPA.
Menteri PPPA mengajak para kader dan alumni IPPNU dapat saling berdiskusi untuk mewujudkan ide-ide yang dapat mendukung kemajuan organisasi, kemaslahatan umat, serta berkontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) di Indonesia.
Ketua Majelis Alumni IPPNU, Safira Machrusah menerangkan empat tantangan yang dihadapi perempuan dan perlu dituntaskan melalui aksi nyata. Pertama, masih adanya budaya patriarki yang menciptakan kesenjangan antara perempuan dan laki-laki, kedua terkait ketidaksetaraan akses pendidikan, ketiga adanya ketidakadian ekonomi dan sosial, dan keempat adalah masalah iliterasi hukum yang menyebabkan perempuan kurang paham akan hak-haknya.
“Musyawarah Nasional pertama Majelis Alumni IPPNU menjadi momentum penting untuk membangun kekuatan kolektif dalam menumbuhkan aliansi gerakan perempuan yang berdaya, berkembang, dan mampu menciptakan perubahan. Pada kegiatan ini, para peserta yang datang dari 15 provinsi di seluruh Indonesia akan membahas berbagai isu dan permasalahan yang relevan dalam kehidupan perempuan. Karena perempuan memiliki peran strategis dalam mencetak generasi mendatang yang berkualitas,” tutur Safira.
Ketua Pengurus Nahdatul Ulama, Ulil Abshar Abdalla menegaskan corak islam yang berkembang di Indonesia ditandai dengan hadirnya perempuan di ruang-ruang sosial dan memberikan dampak pada berbagai bidang.
“Aktivisme perempuan muslimah penting dan perlu ditonjolkan. Terdapat tiga pilar penting dalam aktivisme perempuan diantaranya partisipasi perempuan di ruang ekonomi, aktivisme perempuan di bidang pendidikan, dan aktivisme perempuan di bidang dakwah dan syiar islam. Islam tidak melarang perempuan untuk aktif di dalam ruang-ruang sosial, dan Islam yang berkembang di Indonesia, termasuk di lingkungan Nahdlatul Ulama, mendukung keterlibatan perempuan di berbagai sektor. Mulai dari keterlibatan perempuan bidang pendidikan, ekonomi, kerohanian. Semoga kiprah perempuan di Nahdatul Ulama semakin kuat, semakin baik dan semakin berkualitas,” ungkap Ulil Abshar.
BIRO HUMAS DAN UMUM
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
Telp.& Fax (021) 3448510
e-mail : humas@kemenpppa.go.id
website : www.kemenpppa.go.id