Wamen PPPA Dorong Kolaborasi Lintas Sektor Cegah Cyberbullying pada Anak dan Remaja
Siaran Pers Nomor: B- 191/SETMEN/HM.02.04/07/2025
Jakarta (3/7) – Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan mendorong kolaborasi lintas sektor untuk mencegah dan menangani cyberbullying yang marak dihadapi anak-anak dan remaja di era digital. Pada acara Screening Film Cyberbullying, Wamen PPPA menyampaikan peran seluruh elemen masyarakat dibutuhkan dalam melindungi anak dari risiko perundungan digital dan membangun kemampuan literasi digital anak.
“Kita harus memiliki perspektif yang sama terkait masalah cyberbullying. Masalah ini merupakan sebuah tantangan besar yang harus diatasi bersama. Cyberbullying tidak bisa diselesaikan hanya sebagian pihak, tetapi seluruh elemen masyarakat harus saling bahu-membahu, mulai dari pemerintah, orang tua, guru, hingga masyarakat sipil untuk sama-sama memberikan edukasi,” ujar Wakil Menteri PPPA.
Wakil Menteri PPPA menyampaikan pentingnya pencegahan melalui edukasi dan pembangunan ketahanan diri anak dan peran aktif orang tua dalam mendampingi anak-anak mereka. Selain itu, upaya kampanye melalui media film mampu menggambarkan dampak cyberbullying kepada khalayak luas, sekaligus memberikan langkah-langkah solutif jika masyarakat dihadapkan pada masalah tersebut.
“Edukasi sangat penting, tapi kita juga harus memberikan antisipasi jika cyberbullying sudah terlanjur terjadi. Bagaimana kita melihat contoh perjuangan yang dihadapi oleh anak dan keluarga yang terdampak dan bagaimana si anak bisa bangkit kembali? Hal-hal tersebut yang perlu kita edukasi dan bangun bersama untuk menciptakan suatu mata rantai yang dapat memberikan perlindungan terbaik bagi anak Indonesia, khususnya di ranah digital,” ungkap Wakil Menteri PPPA.
Wakil Menteri Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Isyana Bagoes Oka menegaskan orang tua juga perlu belajar memahami penggunaan teknologi digital yang digunakan oleh anak-anak dan remaja dalam kehidupan sehari-hari. Menjalin komunikasi yang positif antara orang tua dan anak juga dapat mengurangi risiko anak menjadi korban maupun pelaku cyberbullying.
“Kita tahu saat ini dunia anak-anak dan remaja tidak seperti apa yang terjadi 30 tahun lalu. Sekarang dengan adanya media sosial, anak-anak dan remaja menghadapi tantangan yang luar biasa besar. Tidak hanya itu, orang tua punya tantangan untuk mengerti dan terus belajar terkait dunia yang dihadapi oleh anak-anak mereka. Karena jika orang tua tidak mengerti apa yang terjadi dengan dunia yang dihadapi, maka mereka juga tidak akan tahu bagaimana membantu mereka jika mengalami kesulitan. Orang tua juga perlu pendidikan untuk memahami cara berbicara dengan anak-anak dan remaja,” kata Wakil Menteri Dukbangga.
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar mengungkapkan meskipun terdapat risiko bagi anak ketika mengakses internet, masih banyak dampak positif yang dapat menunjang perkembangan kemampuan anak selama penggunaan tersebut berada di bawah pengawasan orang dewasa.
“Biasanya kita langsung menganggap bermain game online pasti berdampak buruk dan menjadi salah satu alasan maraknya kasus perundungan siber. Namun di sisi lain, film ini memperlihatkan dua perspektif, sisi negatif sekaligus manfaatnya. Dengan pendampingan yang positif di dunia maya, anak-anak tetap bisa meraih manfaat. Karena itulah peran guru dan orang tua sangat penting dalam memberikan pengawasan dan membantu anak memilih teman di dunia maya yang membawa pengaruh baik,” ujar Wamen Ekraf.
BIRO HUMAS DAN UMUM
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
Telp.& Fax (021) 3448510
e-mail : humas@kemenpppa.go.id
website : www.kemenpppa.go.id