Siaran-Pers-Nomor:-B-347/SETMEN/HM.02.04/9/2023
Jakarta-(10/9)-–-Rangkaian-Kampanye-Jelang-Dua-Dekade-Undang-Undang-Nomor-23-Tahun-2004-tentang-Penghapusan-Kekerasan-Dalam-Rumah-Tangga-(UU-PKDRT),-Kementerian-Pemberdayaan-Perempuan-dan-Perlindungan-Anak-(KemenPPPA)-bersama-Perkumpulan-Jalastoria-Indonesia-(JalaStoria)-menggelar-Dialog-Tokoh-Agama-Mengenai-Penghapusan-KDRT,-Jumat-(8/9),-di-RRI-Jakarta.-Dalam-dialog-tersebut-sejumlah-tokoh-agama-hadir-seperti-perwakilan-tokoh-agama-Islam,-Kristen,-Katolik,-Hindu,-Buddha,-Konghucu-dan-Penghayat-Kepercayaan.Asisten-Deputi-Perlindungan-Hak-Perempuan-dalam-Rumah-Tangga-Rentan KemenPPPA,-Eni-Widiyanti menuturkan-kehadiran-UU-PKDRT-yang-hampir-mencapai-2-dekade-masih-diliputi-kejadian-kejadian-kekerasan-di-dalam-rumah-tangga.-Bahkan,-jumlahnya-jauh-meningkat-saat-terjadi-pandemi-Covid-19-dengan-korban-terbanyak-adalah-kelompok-perempuan. “Hasil Survei-Pengalaman-Hidup-Perempuan-Nasional-(SPHPN)-Tahun-2021-menunjukkan-bahwa-1-dari-4-perempuan-usia-15-64-tahun-pernah-mengalami kekerasan-selama-hidupnya. Lebih-spesifik-kekerasan-yang-dilakukan-pasangan-sebanyak-11,3-persen,-yang-ini-tentu-te [...]
Read More